Perlihatkan publikasi sederhana
dc.contributor.author | Mardhatillah Masyithah | |
dc.date.accessioned | 2017-06-08T00:19:35Z | |
dc.date.available | 2017-06-08T00:19:35Z | |
dc.date.copyright | ||
dc.date.issued | 2016-12-02 | |
dc.identifier.isbn | 07.21600067 | |
dc.identifier.isbn | 07.21600067 | |
dc.identifier.issn | 14113775 | |
dc.identifier.other | 07.21600067 | |
dc.identifier.uri | http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/esensia/article/view/983 | |
dc.description.abstract | Tulisan ini berupaya mengelaborasi semangat egalitarian Al-Qur’an dalam hal otoritas menginisiasi perceraian serta berbagai prosedur dalam praktik perceraian. Sejauh ini lumrah dipahami bahwa otoritas menginisiasi perceraian hanya dimiliki laki-laki (suami). Padahal, dengan konsep khulu’ yang tertuangdalam QS. al-Baqarah (2): 229, Al-Qur’an juga menyiratkan kesempatan yang sama bagi perempuan (istri). Untuk itu, tulisan ini akan terlebih dahulu memaparkan konsep perceraian dalam Islam termasuk prosedur-prosedur hukum maupun etis yang harus dijalankan pihak-pihak terkait. Setelah itu, barulah pembahasan akan difokuskan pada konsep khulu’ dalam Al-Qur’an berikut pandangan (meliputi metode serta produk pembacaan) para penggiat tafsir ahkam maupun para feminis terkait hal tersebut. Selain mengemukakan adanya kesempatan yang sama bagi suamimaupunistridenganketentuandanpenekananyangberbeda,berbagaipembahasantersebutmenunjukkanbahwaperceraian benar-benar merupakan pilihan terakhir yang harus demikian dipertimbangkan. Karena itu, otoritas menginisiasi perceraian yang dimiliki suami maupun istri bukanlah untuk mengukuhkan egoisme pribadi masing-masing, akan tetapi lebih kepada upaya menegakkan norma-norma egalitarian bagi kedua belah pihak. | |
dc.format | Computer File | |
dc.language | Indonesia | |
dc.publisher | UIN Sunan Kalijaga | |
dc.subject | Qur'an | |
dc.title | SEMANGAT EGALITARIAN AL-QUR’AN DALAM OTORITAS MENGINISIASI DAN PROSEDUR PERCERAIAN | |
dc.type | Jurnal |