Abstract:
Kemampuan berpikir reflektif merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang diperolehnya dengan pengetahuan sebelumnya sehingga diperoleh suatu kesimpulan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Sehingga kemampuan berpikir sangat tepat dalam memecahkan masalah matematika. Selain itu, kemampuan berpikir reflektif dituntut harus cermat dan teliti dalam memahami suatu materi maupun suatu masalah. Tentu saja hal tersebut sesuai dengan pembelajaran matematika yang harus teliti, terampil dan cepat dalam menyusun strategi terutama dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir reflektif siswa, maka seorang pendidik harus melakukan serangkaian aktivitas yang bisa membuat siswa menunjukkan kemampuan berpikir reflektif siswa. Salah satu aktivitas tersebut adalah memecahkan masalah matematika.
Berpikir reflektif adalah berpikir yang bermakna, yang didasarkan pada alasan dan tujuan. Ini merupakan jenis pemikiran yang melibatkan pemecahan masalah, perumusan kesimpulan, memperhitungkan hal-hal yang berkaitan, dan membuat keputusan-keputusan disaat seseorang menggunakan keterampilan yang bermakna dan efektif untuk konteks tertentu dan jenis dari tugas berpikir.
Setiap melakukan refleksi, siswa dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui dorongan untuk menghubungkan pengetahuan baru pada pemahaman mereka yang terdahulu. Berpikir dalam terminologi abstrak dan konkrit, menerapkan strategi spesifik untuk tugas-tugas baru, dan memahami proses berpikir mereka sendiri dan belajar strategi. Dengan demikian berpikir reflektif ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
Penelitian ini didasari oleh ketidakmampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi yang diduga dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan awal dan pemecahan masalah siswa untuk memecahkan masalah, dimana pengetahuan awal dan pemecahan masalah tersebut memiliki hubungan yang kompleks. Hal ini, peneliti temukan di Kelas VIII MTsN Batusangkar. Dalam penelitian ini peneliliti mencari pengaruh yang signifikan antara pengetahuan awal dan pemecahan masalah siswa terhadap kemampuan berpikir reflektif baik secara sendiri-sendiri (parsial) maupun secara bersama-sama (simultan).
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Sampel pada penelitian ini adalah siswa Kelas VIII1 yang berjumlah 33 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes pengetahuan awal yang terdiri dari 3 butir berbentuk soal uraian, tes kemampuan pemecahan masalahyang terdiri dari 3 butir berbentuk soal essay dan tes kemampuan berpikir reflektif yang terdiri dari 2 butir soal. Hipotesis diuji
dengan bantuan Program SPSS menggunakan uji-t satu arah untuk pengaruh secara partial dan uji-F satu arah untuk pengaruh secara simultan.
Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pengetahuan awal terhadap kemampuan berpikir reflektif sebesar 14,44%, terdapat pengaruh yang signifikan pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir reflektif sebesar 13,54% dan terdapat pengaruh yang signifikan pemecahan masalah dan pengetahuan awal secara simultan terhadap kemampuan berpikir reflektif sebesar 42,2%. Artinya, kemampuan berpikir reflektif ditentukan oleh pengetahuan awal dan pemecahan masalah yang dimiliki siswa secara langsung dan tidak langsung sebesar 42,2%. Sebesar 57,8% ditentukan oleh faktor lain yang tidak diamati pada penelitian ini berupa suasana belajar, kreatifitas guru dalam mengelola pembelajaran, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa antara pengetahuan awal, pemecahan masalah siswa mempunyai pengaruh yang signifikan, namun hubungan yang diperoleh masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh masih ada faktor lain yang mempengaruhi kemampuan berpikir reflektif, seperti suasana belajar, kondisi kelas, lingkungan belajar dan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.