Publikasi IAIN Batusangkar

pragmatic analysis of apologizing strategies used by efl learners at IAIN Batusangkar

Perlihatkan publikasi sederhana

dc.contributor.author WIDYA RESTU UTAMI
dc.date.accessioned 2022-05-19T08:30:47Z
dc.date.available 2022-05-19T08:30:47Z
dc.date.copyright
dc.date.issued 2022-02-18
dc.identifier.isbn NIM:1730104074
dc.identifier.isbn
dc.identifier.issn
dc.identifier.other 02.22200314
dc.identifier.uri
dc.identifier.uri https://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/h/batusangkar/3AYWTvB3DJhV3CBebLCeeva4e1wNIu.pdf
dc.description.abstract Permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang penggunaan Apologizing strategy serta rendahnya pragmatic competence dalam menyampaikan Apologiizng pada mahasiswa semester 5 Jurusan Tadris di IAIN Batusangkar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apologizing strategy apa saja dan yang paling sering digunakan oleh mahasiswa semester 5, yang berperan sebagai responden. Peneliti menggunakan teori apologizing strategy dari Banikalif. Penelitian ini menggunakan metode descriptive quantitative. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 yang berjumlah 67 orang. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Discourse Completion Test (DCT). Hasil validitas instrumen ini dihitung dengan rumus Aiken dengan hasil secara umum dari dua validator adalah 1 (valid) untuk aspek keterkaitan indikator dan tujuan, 1 (valid) untuk aspek kesesuaian pernyataan/pertanyaan dengan indikator yang di ukur, 1 (valid) untuk aspek kesesuaian antara pernyataan/ pertanyaan dengan tujuan, dan 0,93 (valid) untuk aspek bahasa yang digunakan baik dan benar. Hasil reliability instrument adalah 0,60 (moderate agreement). Setelah itu peneliti menyebarkan DCT via google form kepada sample. Hasil penelitian ini Penelitian ini menegaskan bahwa pembelajar bahasa Indonesia cenderung menggunakan Illocutionary Force Indicating Device (IFID) yang merupakan ekspresi yang sering digunakan oleh penutur asli bahasa Indonesia ketika telah melakukan sesuatu untuk mereka. Responden dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk merespon situasi yang diberikan. Budaya asli juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajar, menjelaskan alasannya setelah menyebutkan Meminta maaf karena mereka pikir kata maaf yang diuraikan cukup sopan untuk digunakan dalam situasi apa pun. Sejalan dengan itu, strategi untuk Illocutionary Force Indicating Device (IFID) diungkapkan melalui kata-kata “Saya minta maaf …” dan beri tahu penjelasan atau alasannya. Sehingga dapat disimpulkan peserta didik EFL di IAIN Batusangkar terbiasa dengan Illocutionary Force Indicating Device (IFID) karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konteks, situasi, keakraban, dan status. the researcher used the theory of apologizing strategies based on Banikalif. The theory provides five strategies of apologizing strategies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden menerapkan hampir semua jenis strategi permintaan maaf. Mereka adalah IFID yang muncul 224 kali 45,52% dan Selanjutnya EA 124 kali 23,13%, AAR muncul 57 kali 10,63%, 19 kali muncul 19 kali 3,54% dan 13 siswa menggunakan CFH yang muncul 13 kali dengan 2,43 persen. Dari penjelasan di atas, strategi yang paling sering digunakan oleh responden adalah strategi IFID (Illocutionary Force Indicating Device)
dc.format Computer File
dc.language Indonesia
dc.publisher IAIN Batusangkar
dc.subject Bahasa Inggris
dc.subject.ddc 420
dc.subject.ddc 420
dc.title pragmatic analysis of apologizing strategies used by efl learners at IAIN Batusangkar
dc.type Skripsi


Files in this item

Publikasi ini ada di koleksi berikut

Perlihatkan publikasi sederhana

Cari Publikasi


Advanced Search

Lihat

Akunku