Abstract:
ABSTRAK Agnes Idirasari. Nim 1830301002. (2018). Judul Skripsi: “Lima Azab yang Diturunkan Kepada Fir’aun dan Pengikutnya (Studi Komparatif Penafsiran Surah Al-A`raf Ayat 133). Program Studi Ilmu al-Qur`an dan Tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana penafsiran lima azab yang diturunkan kepada Fir’aun dan pengikutnya studi komparatif penafsiran surah al-A`raf ayat 133. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penafsiran lima azab yang diturunkan kepada Fir`aun dan pengikutnya berdasarkan studi komparatif penafsiran surah al-A`raf ayat 133. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan metode analisis Tafsir Muqaran. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah kitab tafsir bercorak Ilmi dan Kitab Tafsir adabi ijtima’i. Kitab yang bercorak Ilmi yakni, Jawahir al-Tafsir al-Qur`an karya Thantawi al-Jauhari dan Mafatih al-Ghayb karya Fakhruddin al-Razi dan kitab tafsir bercorak adabi ijtima’i yakni, tafsir al-Manar karya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha dan Tafsir al-Maraghi karya Ahmad Mustafa al-Maraghi. Sedangkan sumber data sekunder digunakan dari hasil-hasil penelusuran baik itu hasil buku-buku, jurnal-jurnal, artikel yang berhubungan lima azab yang diturukan kepada Fir’aun dan pengikutnya. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dokumentasi berupa studi literatur yakni penulis batasi empat kitab tafsir yang berkenaan lima azab yang diturunkan kepada Fir’aun dan pengikutnya. Hasil penelitian ini adalah penafsiran lima azab berdasarkan corak ilmi yakni Thantawi Jauhari dan Fakhruddin ar-Razi, menafsirkan taufan adalah rumah dan tempat tinggal kaum Fir’aun dibanjiri oleh hujan yang sangat deras. Belalang Tanthawi dan ar-Razi menafsirkan sejenis serangga yang pemakan tanaman dan tumbuhan. Kutu Tanthawi dan ar-Razi menafsirkan bahwa kutu-kutu tersebut hinggap di baju-baju kaum Fir’aun, bahwa kutu dimaknakan sejenis serangga kecil. Darah Tanthawi dan ar-Razi menafsirkan darah tersebut berada di perairan tanah Mesir, bahwa sungai dan aliran air semua berubah menjadi darah. Sedangkan berdasarkan corak adabi ijtima’i yakni Muhammad Rasyid Ridha dan Ahmad al-Mustafa al-Maraghi, menafsirkan terjadinya angin ribut dan disertakan Guntur yang dasyat. Belalang Rasyid Ridha dan al-Maraghi menafsirkan tempat-tempat tanaman mereka (kaum Fir’aun) dihabisi oleh belalang, Kutu Rasyid Ridha dan al-Maraghi menafsirkan sebuah tungau yang hinggap disebuah gandum, makanan-makanan mereka (kaum Fir’aun) dipenuhi tungau sejenis lalat kecil seperti kutu. Katak, Rasyid Ridha dan al-Maraghi menafsirkan katak-katak menyebar di tempat sekitar tinggal mereka (kaum Fir’aun) dan melompati wajah-wajah mereka. Darah, Rasyid Ridha dan al-Maraghi menafsirkan darah yang berada di perairan tanah mesir, bahwa sungai dan aliran air berubah menjadi darah.