Abstract:
Hasil kemampuan keterampilan proses sains siswa khususnya kelas VIII MTsN Lawang Mandahiling masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya: siswa masih sulit untuk melakukan percobaan/praktikum yang berhubungan dengan fisika, siswa masih belum mampu mengaitkan dan mengaplikasikan pembelajaran fisika dengan kehidupan sehari-hari, belum optimalnya penggunaan sarana dan prasarana laboratorium yang membantu siswa mengaplikasikan ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari dan mengembangkan kemampuan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model discovery based learning. Di samping itu, pembelajaran cenderung hanya mengembangkan beberapa keterampilan saja dan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai oleh guru dalam mengajar. Untuk mengatasi berbagai faktor di atas, peneliti mencoba menerapkan model discovery based learning, yang mana model ini sangat menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting dari suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu, dengan rancangan Posttest Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTsN Lawang Mandahiling yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling, sampel yang terpilih adalah kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.3 sebagai kelas kelas kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan laporan praktikum dan pengolahannya dilakukan dengan cara statistik. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa, kemampuan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran discovery based learning lebih baik dari pada kemampuan keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional. Ini terlihat dari kedua rata-rata kemampuan keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen yaitu 79 sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 67,68. Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t dari perhitungan diperoleh thitung = 17,5585 dan ttabel = 1,71, karena thitung > ttabel hipotesis diterima. Jadi, dapat disimpulkan kemampuan keterampilan proses sains siswa pada penerapan model pembelajaran discovery based learning lebih baik daripada keterampilan proses sains siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.